PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERUSAHAAN
1.
Pengawasan
a.
Pengertian
Definisi pengawasan yang dikemukanan oleh Robert J. Mockler
berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :
Pengawasan
manajemn adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan, kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang perlu untuk menjamin bahawa sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan xara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan persusahaan.[2]
b. Proses Pengawasan
Manajemen karya T. Hani Handoko dijelaskan lima tahap dalam
proses pengawasan.[3]
Tahap
1 : Penetapan Standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukur yang
dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tiga bentuk
standar yang umum adalah:
1. Standar-standar
fisik, meliputi kualitas barang, jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2. Standar-standar
moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dam mencakup biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3.
Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu
pekerjaan harus diselesaikan.
Tahap
2 : Penetuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap kedua dalam pengawasan ini adalahmenentukan pengukuran
pelaksanaan kegiatan secara tepat.
Tahap
3 : Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Ada
berbagai cara unutk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
1.
Pengamatan (observasi)
2.
Laporan-laporan, baik lisan maupun tulisan.
3.
Metoda-metoda otomatis
4.
Inspeksi, pengujian (test)
Tahap
4 : Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan dengan Standard dan Analisa Penyimpangan
Tahap krisis dari pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
Walapun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat
terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penimpangan.
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar
tidak dapat dicapai.
Tahap
5 : Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
Bila hasil analisa menujukan perlunya tindakan koreksi,
tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi bisa berupa:
1.
Mengubah standar mula-mula
2.
Mengubah ukuran pelaksanaan.
3.
Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpratasikan
penyimpangan-penyimpangan.
c.
Macam-Macam Pengawasan
Didalam buku Prinsip-Prinsip Manajemen karangan George R.
Terry pengawasan terbagi atas 4, yaitu:
1.
Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan
permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis.
2.
Pengawasan persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah, harga,
waktu yang tepat sehingga proses produksi tidak terganggu.
3.
Pengawasan kualitas, yaitu menjamin agar kualitas hasil produksi, bahan dan
bahan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.
4.
Pengawasan ongkos, yaitu menjamin agar produksi/operasi dijalankan dengan
ongkos minimum sesuai dengan standar.
Sementara itu didalam buku Manajemen karya T. Hani Handoko
pengawasan dibagi dalam tiga tipe dasar, yaitu:
1.
Pengawasan pendahuluan.
2.
Pengawasan”concurrent.
3.
Pengawasan umpan balik.
Pengawasan pendahuluan (feedforward control)
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan
pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini sering disebut
pengawasan “Ya-Tidak”, screening control, atau “berhenti-terus”.
Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur
harus disetujui dulu atau syarat-syarat harus dipenuhi dulu sebelum
kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan.
Pengawasan umpan balik(feedback control) juga dikenal
sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana dan
penemnuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan
dating. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan
terjadi.
d.
Pentinganya Pengawasan
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1.
Perubahan yang
selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi, memerlukan perencanaan
dan tentu saja pengawasan.
2.
Kekompleksan
organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi
pengawasan.
3.
Kesalahan-kesalahan
atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan
pembenahan.
f.
Sistem Pengawasan Manajemen
Sistem ini ditemukan oleh R.N. Anthony, dari Harvar Business
School. Pengawasan manajemen merupakan proses dengan mana manajemen dijamin
mendapatkan serta sumber daya secara efesien dan efektif dalam pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.
Pengawasan manajemen ditunjang oelh pengawasan operasional.
Pengawasan manajenem terdiri dari kegiatan-kegiatan: (a) membuat anggaran, (b)
merencanakan arah staff, (c) menentukan pelaksana, (d) merencanakan modal
kerja, (e)membuat program pengiklanan, (f)menentukan proyrk penelitian,
(g)memilih perbaikan produk, (h)memutuskan penyusunan kembali pabrik,
(i)memutuskan investasi rutin, (j) membuat pedoman pengambilan keputusan
pengawasan oprasional, (k)mengukur, menilai dan memperbaikihasil oprasi
manajemen.
Sedang pengawasan oprasional terdiri dari:
1.
Pengawasan usaha menarik karyawan.
2.
Pelaksanaan kebijakan.
3.
Mengawasi pemberian kredit penjualan.
4.
Mengawasi periklanan.
5.
Menjadwalkan produksi.
6.
Mengawasi persediaan.
7.
Mengukur, menilai, memperbaiki efisiensi karyawan.
g.
Tujuan
Dari Fungsi Pengawasan
Griffin menjelaskan bahwa terdapat
empat tujuan dari pengawasan:
·
Adaptasi
Lingkungan,
maksudnya adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun
lingkungan lingkungan eksternal.Dengan demikian fungsi pengawasan tidak saja
dilakukan untuk memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana
rencana yang telah ditetapkan, akan tetapi juga agar kegiatan yang dijalankan
sesuai dengan perubahan lingkungan, karena sangat memungkinkan perusahaan juga
merubah rencana perusahaan disebabkan terjadinya berbagai perubahan di
lingkungan yang dihadapi perusahaan.
·
Meminimumkan
Kegagalan, maksudnya
adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi, misalnya perusahaan
berharap agar kegagalan seminimal mungkin. Oleh karena itu perusahaan perlu
menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut dapat
diminimumkan.
·
Meminimumkan
Biaya, maksudnya
adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan maka akan ada pemborosan yang
tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Maka untuk meminimumkan biaya
sangat diperlukan adanya pengawasan.
·
Antisipasi
Kompleksitas Organisasi,
maksudnya adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan
organisasi yang kompleks. Kompleksitas tersebut mulai dari pengelolaan terhadap
produk, tenaga kerja hingga berbagai prosedur yang terkait dengan manajemen
organisasi
2.
Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam
suatu perusahaan, sehingga pelaksanaan kerja dan rencana kerja yang telah
dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan.
Tujuan pengendalian :
1. Supaya proses pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan
perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan.
3. Supaya tujuan yang
dihasilkan sesuai dengan rencananya.
b. Asas – Asas Pengendalian
·
Asas
tercapainya tujuan
Pengendalian harus ditujukan ke arah
tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari
penyimpangan-penyimpangan dari rencana.
·
Asas
efisiensi
Pengendalian itu efisisen, jika dapat menghindari dari
penyimpangan rencana.
·
Asas
tanggung jawab pengendalian
Pengendalian hanya dapat
dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.
·
Asas
pengendalian terhadap masa depan
Pengendalian yang efektif harus
ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimapngan yang akan terjadi, baik
pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
·
Asas
pengendalian langsung
Teknik control yang paling efektif
ialah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik.
·
Asas
refleksi rencana
Pengendalian harus disusun dengan
baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.
·
Asas
penyesuaian dengan organisasi
Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur
organisasi
·
Asas
pengendalian individual
Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan
kebutuhan manajer.
·
Asas
standar
Pengendalian yang efektif dan
efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
·
Asas
pengendalian terhadap strategi
Pengendalian yang efektif dan
efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faltor-faktor yang
strategis dalam perusahaan.
·
Asas
pengecualian
Efisiensi dalam pengendalian
membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor pengecualian dalam
keadaan tertentu atau tidak sama.
·
Asas
pengendalian fleksibel
Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan
pelaksanaan rencana.
·
Asas
peninjauan kembali
Sistem pengendalian harus ditinjau
berkali-kali, agar system yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
·
Asas
tindakan
Pengendalian dapat dilakukan,
apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana,
organisasi, staffing, dan actuating.
c. Jenis – Jenis Pengendalian
·
Pengendalian
karyawan, ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan
karyawan.
·
Pengendalian
keuangan, ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan.
·
Pengendalian
produksi, ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
·
Pengendalian
waktu, ditujukan kepada penggunaan waktu, apakah waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sesuai atau tidak.
·
Pengendalian
teknis, ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
·
Pengendalian
kebijaksanaan, ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan
organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
·
Pengendalian
penjualan, ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang
dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
·
Pengendalian
inventaris, ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.
·
Pengendalian
pemeliharaan, ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris kantor dipelihara
dengan baik atau tidak, jika rusak apakah masih bisa diperbaiki atau tidak.
d. Proses dan Cara – Cara
Pengendalian
Langkah-langkah proses pengendalian :
·
Menentukan
standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
·
Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
·
Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standard an menentukan penyimpangan jika ada.
·
Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana
Cara-cara pengendalian
- Pengawasan langsung, pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer.
- Pengawasa tidak langsung, pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan baik secara lisan maupun tulisan.
- Pengawasan berdasarkan kondisi tertentu, pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan atau kondisi tertentu, dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung.
e.
Sifat dan Waktu Pengendalian
Sifat dan waktu pengendalian/control dibedakan atas :
1.
Preventive control, pengendalian yang dilakukan
sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaannya.
Cara
melakukannya:
·
Menentukan
proses pelaksanaan pekerjaan
·
Membuat
peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan itu
·
Menjelaskan
dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan
·
Mengorganisasi
segala macaam kegiatan
·
Menentukan
jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap karyawan
·
Menetapkan
sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan
·
Menetapkan
sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan
2.
Repressive control, pengendalian yang dilakukan
setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, agar kesalahan yang sama tidak
terjadi lagi di waktu yang akan datang.
Cara
melakukannya:
·
Membandingkan
antara hasil dengan rencana
·
bMenganalisis
sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya
·
Memberikan
penilaian terhadap pelaksananya, jika perlu dikenakan sanksi hukuman kepadanya
·
Menilai
kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada
·
Mengecek
kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana
·
Jika
perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana melalui training atau
education
3.
Pengendalian
saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan segera diperbaiki.
4.
Pengendalian
berkala, pengendalian yang dilakukan secara berkala.
5.
Pengendalian
mendadak, pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa
pelasakanaan atau peraturan-peraturan yang ada dilaksanakan dengan baik.
6.
Pengamatan
melekat, pengendalian yang dilakukan mulai dari sebelum, saat, dan sesudah
kegiatan dilakukan.
f. Macam – Macam Pengendalian
·
Internal control, pengendalian yang dilakukan oleh
seorang atasan kepada bawahannya.
·
External contro, pengendalian yang dilakukan oleh
pihak luar.
·
Formal control, pemeriksaan yang dilakukan oleh
instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern.
·
Informal control, penilaian yang dilakukan oleh
masyarakat atau konsumen, baik langsung maupun tidak langsung.
g. Alat – Alat Pengendalian
1. Budget
Adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Apabila tidak sesuai dengan budget, baik pemerimaan maupun pengeluaran maupun hasil yang diperoleh maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan.
Adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Apabila tidak sesuai dengan budget, baik pemerimaan maupun pengeluaran maupun hasil yang diperoleh maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan.
2. Non-Budget
Alat
pengenalian non budget:
a. Personal
observation,
pengawasan langsung secara pribadi oleh pimpinan perusahaan terhadap para
bawahan yang sedang bekerja.
b. Report, laporan yang dibuat oleh para
manajer.
c.
Financial statement,
daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri dari Balance sheet dan Income
Statement (neraca rugi laba).
d. Statistic, merupakan pengumpulan data,
informasi, dan kejadian yang tealh berlalu.
e.
Break event point,
suatu titik atau keadaan ketika jumlah penjualan tertentu tidak mendapat laba
ataupun rugi.
f.
Intenal Audit,
pengendalian yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan yang meliputi
bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh yang menyangkut masalah keuangan.
Auditing
ini juga menyangkut pengendalian persediaan yang baik, pembayaran barang yang
dibeli, dan pemeriksaan yang cukup, apakah barang yang telah dibayar
benar-benar telah diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo
Sukanto, Dasar- Dasar Manajemen, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta, 1992.
Handoko
T. Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta: Yogyakarta, 1986.
Terry
George R. Prinsip-Prinsip Manajemen, Bumi Askara: Jakarta 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your testimonial